Laporan : Ida
Editor : Valen
Bandar Lampung, Difatv.com – Dinas Pangan Bandar Lampung telah merilis data Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) 2024. Dari data tersebut diketahui sebanyak tujuh kelurahan masuk prioritas ke-3 atau rentan sedang, dan satu kelurahan masuk prioritas ke-2 atau agak rentan.
Adapun kelurahan yang rentan ketahanan pangan prioritas ke-3 yaitu Kelurahan Sukarame II, Panjang Selatan, Karang Maritim, selanjutnya, Kelurahan Way Lunik, Bumi Kedamaian, Kedaung, Sukamenanti Baru, dan Way Laga.
Sedangkan untuk kelurahan yang rentan ketahanan pangan kategori prioritas ke-2 ada di Kecamatan Sukabumi yakni Kelurahan Way Gubak.
Terkait temuan data terebut, Wakil Ketua I DPRD Bandar Lampung sidik Efendi memberi masukan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung untuk terus meningkatkan ketahanan pangan lokal.
“Walaupun ada beberapa indikator yang perlu penyesuaian, karena dekatnya wilayah antar kelurahan di kota ini, tapi kita tetap harus berusaha meningkatkan ketahanan pangan lokal, sehingga ke depannya kategori wilayah rentan pangan di beberapa wilayah di Bandar Lampung bisa hilang atau tidak ada lagi,” kata Sidik, Selasa (12/11).
Sidik melanjutkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan Pemkot Bandar Lampung dalam meningkatkan ketahanan pangan.
Pertama, melakukan pengembangan pertanian perkotaan. Pemkot Bandar Lampung mendorong budidaya pertanian perkotaan di lahan-lahan kecil, seperti pekarangan rumah dan lahan kosong, dapat membantu menyediakan bahan pangan segar di tingkat lokal. Hal ini telah dilakukan di beberapa kota besar di Indonesia untuk meningkatkan ketersediaan pangan dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar.
Kedua, melakukan diversifikasi sumber pangan. Pemkot Bandar Lampung mengembangkan lebih banyak pilihan pangan lokal yang mudah diakses oleh masyarakat. Misalnya, memperkenalkan tanaman pangan alternatif yang memiliki nilai gizi tinggi dan mudah dibudidayakan di wilayah perkotaan.
Ketiga, membuat program kesejahteraan sosial dan peningkatan ekonomi. Masyarakat rentan pangan sering kali adalah kelompok dengan daya beli rendah. Pemerintah bisa mengembangkan program bantuan ekonomi dan lapangan kerja untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga mereka memiliki daya beli yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Keempat, melakukan optimalisasi sistem distribusi pangan. Ini untuk memastikan distribusi pangan yang efektif ke wilayah-wilayah rentan pangan. Infrastruktur yang baik dan efisien untuk transportasi pangan dapat mengurangi keterlambatan pasokan serta menjaga harga pangan tetap stabil dan terjangkau.
Kelima, peningkatan akses air bersih dan sanitasi. Akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang baik penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan memastikan pangan yang dikonsumsi aman. Oleh karena itu, pembangunan atau perbaikan infrastruktur air bersih di daerah rentan sangat diperlukan.
Keenam, melakukan pelatihan dan edukasi masyarakat. Pemkot Bandar Lampung mengadakan pelatihan tentang gizi, keamanan pangan, dan cara bercocok tanam sederhana dapat membantu masyarakat di daerah rentan untuk lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri.
Ketujuh, kolaborasi dengan pihak swasta dan organisasi non-pemerintah dalam upaya memperkuat usaha pemerintah dalam menyediakan bantuan pangan, program edukasi, dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung ketahanan pangan di daerah-daerah tersebut.
“melalui pendekatan ini, diharapkan daerah-daerah yang rentan pangan di Bandar Lampung dapat menjadi lebih mandiri dan tahan terhadap ancaman kelangkaan pangan,” pungkas Sidik.(*)