INFORMASI
DIFa TV Terbit Sejak 1 Agustus 2004 - DIFa TV Merupakan Media Siber Online dan Koran Cetak. Kantor Redaksi DIFA TV Berada Di Jalan Sultan Agung, Gang Perdana Jaya, Labuhan Ratu, Bandar Lampung, Lampung.

MAKNA WUDHU DALAM KEHIDUPAN

Oleh : Ust. Muhammad Irfan, S.H.I., M. Sy
Editor : Barusman Hamid

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin segala puji bagi Allah seru sekalian alam
Allahumma sholli ‘ala saidina Muhammad SAW, selawat dan salam kita sanjung agungkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW

Pembaca yang budiman
Wudhu adalah perbuatan ibadah, sebagai salah satu syarat sah dalam shalat, begitu bayak ayat al-qur’an yang menjelaskan tentang wudhu begitupula dengan hadits rasulullah Saw. Secara bahasa wudhu ada (kebersihan atau kesucian). Dalam kitab syarah al-Muhadzdzab yang dikarang oleh imam al-Nawawi beliau katakana wudhu adalah
و اما الوضوء فهي من الوضاءة باالمد وهي النظافة
Wudhu berasal dari kata wafa’ah yang memiliki ma’na kebersihan
Menurut Imam al-Syarbini secara istilah wudhu adalah
و اما فى الشرع فهوا افعال مخصوصة مفتتحة بانية. او استعمال الماء فى اعضاء مخصوصة مفتتحا بانية
Sedangkan secara istilah wudhu ialah perbuatan yang telah ditentukan berawal dari niat. Atau melakukan perbuatan dengan menggunakan air pada anggota wudhu yang telah ditentukan diawali dengan niat.
Dalil yang menjelaskan wudhu antara lain firman Allah Swt

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak menger¬jakan salat, maka basuhlah muka kalian dan tangan kalian sam¬pai dengan siku, dan sapulah kepala kalian dan (basuh) kaki ka¬lian sampai dengan kedua mata kaki; dan jika kalian junub, ma¬ka mandilah; dan jika kalian sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempu¬an, lalu kalian tidak memperoleh air, maka bertayamumlah de¬ngan tanah yang baik (bersih); sapulah muka kalian dan tangan kalian dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kalian, tetapi Dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kalian, supaya kalian bersyukur.
(QS. Al-Maidah : 6 : 6)

Hadits Rasulillah Saw

وَعَنْ حُمْرَانَ; أَنَّ عُثْمَانَ- رضي الله عنه- دَعَا بِوَضُوءٍ, فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ مَضْمَضَ, وَاسْتَنْشَقَ, وَاسْتَنْثَرَ, ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ اَلْيُمْنَى إِلَى اَلْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ اَلْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ, ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ, ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ اَلْيُمْنَى إِلَى اَلْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ اَلْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ, ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا. – مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
Dari Humran rahimahullah, bahwa ‘Utsman radhiyallahu ‘anhu meminta untuk diambilkan air wudhu. Lalu beliau mencuci kedua telapak tangannya, lalu berkumur-kumur, memasukkan air ke dalam hidung dan mengeluarkannya kembali, lalu membasuh wajahnya tiga kali, mencuci tangan kanan hingga siku tiga kali, dan demikian juga tangan kiri, kemudian mengusap kepala, kemudian mencuci kaki kanan hingga mata kaki sebanyak tiga kali, dan demikian juga kaki kiri, lantas berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu seperti wudhu yang telah aku lakukan ini.” (Muttafaqun ‘alaih)
(HR. Bukhari, no. 159 dan Muslim, no. 22)

Adab berwudhu begitu banyak. Dari sekian banyak adab ada beberapa adab yang mesti diperhatikan agar wudhu bisa dilaksanakan dengan baik, antara lain :
Pertama,: Menghadap kiblat dan berada ditempat air mengalir

وأما الأدب فثمانية أشياء : أن يستقبل القبلة، وأن يعقد في مكان لا يرجع الماء عليه ولا يترشش

Dan adapun adab dalm berwudhu ada delapan diantaranya adalah menghadap kiblat, dan berada ditempat air yang mengalir sehingga tidap terciprat kepermukaan (bila air sedikit) (syeh Ahmad bin Muhammad, al-Lubab, h.68)

kedua : Gunakan air secukupnya

لَا تُسْرِفْ” قِيْلَ: “يَا رَسُوْلَ اللهِ أَوَفِي الْوُضُوْءِ إِسْرَافٌ؟” قَالَ: “نَعَمْ، وَفِيْ كُلِّ شَيْءٍ إِسْرَافٌ

Jangan berlebihan kemudian ada yang bertanya kepada Rasulullah, apakah dalam hal berwudhu juga ya Rasulullah ? Rasulullah bersabda : iya, dalam segala hal (ada berlebihan) ; (HR. al-Hakim dan Ibnu Asakir).

Sementara itu dilihat dari kwalitas wudhu dibagi dua : ada wudhu secara dzahir adapula wudhu secara bathin. Dalam kitab Sirru al-Asrar yang dikarang oleh syeh Abdu al-Qadir al-Jilani QS, antara lain yang beliau katakan tentang kriteria batal dalam wudu.
فاذاانتقض وضوء الشريعة بخروج نجس يجب تجديده باالماء

Kriteria batal dalam wudhu syari’ah antara lain ketika keluar najis maka cara memperbaharuinya wajib dengan wudhu kembali (menggunakan air)

فاذا انتقض وضوء الباطن بالافعال الذميمة والاخلاق الرديئة,كاالكبر ,والعجب, والحسد ,والحقد ,والغيبة ,والنميمة , والبهتان ,والكذب

Sementara kriteria batal wudhu bathin adalah melakukan perbuatan tercela dan akhlak yang buruk seperti sombong, membanggakan diri, iri, dengki, gossip, mengadu domba, dusta dan berbohong sedangkan untuk memperbaharuinya dengan taubat.

Bisa saja seseorang gemar dalam wudhu syari’ah namun perbuatannya belum tentu mencerminkan kepada sifat yang baik, hal tersebut disebabkan karena tidak seimbang antara implementasi wudhu dzahir dengan wudhu bathin. Apabila keduanya diterapkan maka kumur kumurnya akan membekas dengan (tidak lagi senang membicarakan orang lain), membasuh tangannya akan membekas dibuktikan (tidak mengambil hak orang lain), mengusap rambutnya akan membekas (dengan selalu berfikir positif) begitupun dengan seterusnya. والله اعلم