INFORMASI
DIFa TV Terbit Sejak 1 Agustus 2004 - DIFa TV Merupakan Media Siber Online dan Koran Cetak. Kantor Redaksi DIFA TV Berada Di Jalan Sultan Agung, Gang Perdana Jaya, Labuhan Ratu, Bandar Lampung, Lampung.

Kajian Al-Hikam 6 : Jangan Sampai Putus Asa Bila Do’a mu Belum Allah Kabulkan

Oleh : Dr. Muhammad Irfan, SHI., M.Sy

Editor : Velen

Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamualaikum ww.
Bismillahirromanirrohiim
Alhamdulillahi roobbil ‘alamiin
Allahummasolli ‘ala Saidina Muhammad wa’ala alihi Saidina Muhammad.
Ammabakdu.

لا يَكُنْ تأَخُّرُ أَمَدِ العَطاءِ مَعَ الإلْحاحِ في الدُّعاءِ مُوْجِباً لِيأْسِكَ. فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الإِجابةَ فيما يَخْتارُهُ لَكَ لا فيما تَخْتارُهُ لِنَفْسِكَ. وَفي الوَقْتِ الَّذي يُريدُ لا فِي الوَقْتِ الَّذي تُرْيدُ

Artinya ;
Jangan sampai kerana keterlambatan datangnya pemberian Allah kepadamu, setelah bersungguh-sungguh dalam berdoa, menyebabkan engkau berputus asa. sebab Allah telah menjamin suatu ijabah (pengabulan doa) bagimu dalam bentuk pilihan-Nya bukan dalam pilihanmu, Pada waktu yang Allah kehendaki, bukan pada waktu yang engkau kehendaki.

Secara psikologis, ijabah do’a dengan tidak bisa membuat grafik iman naik turun. Tanpa terkecuali sekeals Ulama sekalipun. Persepsi ijabah kadang diharuskan juga dengan sesuai pada permintaan.

Ditambah lagi persepsi ijabah kadang diharuskan sesuai dengan permintaan. Padahal, tidak selamanya ijabah itu harus sesuai permintaan. Ada tiga maqom ijabah. Satu sesuai permintaan, dua dialihkan kepada yang lain dan ketiga, ditunda sampai waktu yang pas dalam pandangan Allah bukan dalam pandangan manusia.

Keterlambatan ijabah hanyalah istilah yang diistilahkan oleh manusia, Allah sendiri Maha mendengar, Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Bagaimana mungkin Allah terlambat dalam bentuk ijabah dan istilah terlambat bila disandingkan pada Allah hukumnya adalah mustahil.

Lalu siapa yang terlamabat ?

Adalah diri kita yang terlambat menerima signal pesan atau isyarah dari sang Khalik. Keinginan-Nya sulit dicerna oleh kita, Irodah-Nya tidak sama dengan Irodah kita, hingga akhirnya kita menamakannya “terlambat”.

Lalu bagaimana untuk bisa bersikap tenang dalam kondisi apapun, dalam bentuk respon apa saja yang diperbuat Allah pada hamba-Nya. Maka, kuncinya adalah Husnudzan kepada Allah Swt.

Husnudzan itu artinya berprasangka baik. Tapi ingat ! dan hunjamkan ke dalam hati yang paling dalam bahwa,
Seseorang bisa berprasangka baik kalau hatinya baik !

Wallahu A’lam, tanyakan lagi pada yang ahli.(*)