Oleh Ustadz Muhammad Irfan, SHI., M.Sy
Dari kitab Al Hikam
Karya Syekh Ibnu Athaaillah Assakandari Ra.
Hikmah ke 1
مِنْ عَلَامَةِ اْلاِعْتِمَادِ عَلَى اْلعَمَلِ نُقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُوْدِ الزَّلَلِ
Setengah tanda bahwa seseorang bersandar pada kekuatan amal yaitu berkurangnya harapan (kepada Allah) ketika terjadi kegagalan.
Manusia selalu ada keinginan materi atau non materi, bersifat dunia maupun ukhrowi. Fitrah manusia tersebut selalu muncul diseputar kehidupan. Ingin anak punya pekerjaan, ingin lulus ujian, ingin sukses pada karir,usaha dan masih banyak keinginan lainnya.
Lalu apa langkah yang dilakukan ?
Ibadah shalat fardhu selalu dijaga agar tidak ketinggalan berjamaah, shalat sunnah meningkat drastis, qiyamu al-Lail tidak lagi tinggal, munajat do’a selalu dipanjatkan.
Apa yang terjadi ?
Takdir Allah keinginan tadi belum terkabul. Akhirnya, shalat fardhu jarang berjamaah, shalat sunnah tidak lagi segencar sebelumnya, qiyamu al-Lail terjun bebas, do’a kepada Allah menjadi pesimis.
Maka bila begitu kita kepada Allah, dalam hikmah ini disebut dengan نُقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُوْدِ الزَّلَلِ artinya berkurang harapan pada Allah sehingga membentuk mental pesimis dihadapan Allah dan itu yang disebut مِنْ عَلَامَةِ اْلاِعْتِمَادِ عَلَى اْلعَمَلِ bergantung pada amal bukan bergantung kepada Allah.
Seharusnya
Suatu hajat atau permintaan dikabulkan atau tidak oleh Allah tidak merubah perilaku ibadah kita dihadapan Allah Swt.
Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 216
…وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Sangat boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia lebih baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kalian menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kalian tidak mengetahui.
Semoga di ramadhan ini pribadi kita menjadi lebih baik lagi dihadapan Allah Swt. Aamiin. (*)