INFORMASI
DIFa TV Terbit Sejak 1 Agustus 2004 - DIFa TV Merupakan Media Siber Online dan Koran Cetak. Kantor Redaksi DIFA TV Berada Di Jalan Sultan Agung, Gang Perdana Jaya, Labuhan Ratu, Bandar Lampung, Lampung.

Rezeki dan Ikhlas Itu Milik Siapa

Oleh : Ekly
Editor : Valen

Lampung, Difatv.com – Hari itu seperti biasa, senyum mentari pagi perlahan menampakkan cahaya bersama beberapa titik bintang dan bayangan bulan bergelantungan diatas langit jingga, yang perlahan tampak semakin samar tertutup embun pagi, sebagai pertanda sang mentari bangun dari peraduannya.

Desir angin lembut mulai merayu, meraba kulit disekujur tubuh ku, seakan menyapa dengan semua keagungan Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala ciptaannya.

Deru suara mesin dan sirine mobil menyala. Suasana yang semula hening, berubah menjadi riuh dengan beragam aktifitas yang ada.

Tampak anak manusia bermunculan dan berpencar seperti pecahan bola billiar mencari posisi mereka. Ada yang bergegas ke areal parkir untuk memacu kenderaan setelah semalam suntuk bekerja.

Ada yang datang dengan seragam kebesarannya. Ada pula yang tiba dengan atribut kelengkapan kerja sebagai petugas kebersihan penuh semangat membara.

Tentu semua itu dilakukan, demi mencapai suatu mimpi, mencari rezeki untuk menafkahi anak dan istri. Tak jarang juga ada beberapa orang yang menggebu-gebu meraup pundi-pundi rupiah, sebagai sarana mencukupi kebutuhan diri sendiri dengan kesenangan dunia.

Mereka berlomba-lomba seakan tidak ada waktu bercengkrama. Teman di anggap lawan, seorang sahabat disingkirkan, sampai menjadi korban demi mencapai tujuan mendapat keuntungan.

Mungkin ini sebagai gambaran dalam kehidupan. Dimana dibalik kelembutan ada secuil bisikan syetan melambai melalui siasat yang siap menghancurkan.

Sejenak aku terdiam di sudut trotoar jalan. Mendengar kebisingan knalpot kenderaan menghempas debu jalanan.

Dengan berteman sebatang Cigarettes dan secangkir teh hangat, pikiran ku traveling sambil menyaksikan hiruk pikuk yang ada didepan mata.

Tak terasa, kaki terbawa melangkah kesebuah lorong bangunan. Suara putaran kursi roda terasa ikut menjadi saksi rotasi dunia dari beragam cerita.

Seketika rasa syukur terpersit dalam hati, betapa besar kenikmatan yang telah Ia beri. Dengan semua keyakinan, yang merupakan buih dari keberkahan_Nya.

Dari sebuah lorong, tampak seorang wanita paruh baya berbalut pakaian sederhana menghampiri setiapnpintu kamar yang berada di Ruang Murai Lantai 3 RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Tanpa ada cerita, wanita setengah tua itupun bergegas masuk kesalah satu Ruang CAPD A.

Tok.. tok.. tok.. permisi,,, sapanya.
Ia segera masuk, dengan gerak cepat, lincah dan terampil, wanita itu memberi bingkisan yang berisi makanan dan nasi kotak lengkap dengan menu lauk pauk, tepat di sisi pasien Rumah Sakit yang sedang menjalani pengobatan medis.

“Ini pak, ada sedikit rezeki, silahkan di makan ya, semoga cepat sembuh,” ucapnya.

Wanita berkerudung itu pun melanjutkan aktifitas menghampiri setiap pasien dari ruang kamar satu keruang kamar yang lain.

Rasa penasaran dan ingin tahu ku sampai di suatu ruang, aku mencoba bertanya pada salah seorang disana.

Aku : ‘Maaf Pak, Ibu itu siapa? tanya ku pada seorang Pria dewasa.

Pria : Kurang tau Pak, saya baru beberapa hari menunggu keluarga disini, jawabnya.

Aku : O.., apakah Ibu itu berjualan disini ya?

Pria : Sepertinya bukan, dia cuma memberikan kotak nasi, lalu pergi tanpa menawarkan harga dan bayaran, jelasnya.

Sejenak aku teringat, hari itu merupakan hari Jum’at, dimana dalam Islam, hari Jum’at dianggap sebagai hari yang mulia dan penuh berkah.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ‘Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jumat.

Sebab itu, banyak amalan kebaikan yang dianjurkan untuk dilakukan di hari Jumat, salah satunya dengan bersedekah.

Dalam diam aku bertanya, kenapa seorang wanita paru baya dengan keterbatasannya rela menyisihkan apa yang dimilikinya kepada sesama.

Mengapa wanita itu yang mau mengelilingi dan memberi setiap pasien yang di temuinya.
Sebenarnya rezeki itu dari siapa? Ikhlas itu milik siapa?

Jika rezeki itu dari orang-orang berdasi yang memiliki selera tinggi. Tentu para pejabat dan pengusaha lah yang selalu wajib memberi.

Jika ikhlas itu milik orang yang beruang dan berjuang, maka para pekerja keras itulah yang akan selalu datang.

Tapi, hari itu, seorang paruh baya telah mengajarkan bagaimana kita mensyukuri nikmat dari Tuhan dengan senantiasa berbagi tanpa harus berharap budi.

Sebab, rezeki dan ikhlas adalah milik Allah SWT. Rezeki merupakan segala sesuatu yang diberikan Allah kepada hamba_Nya, baik berupa harta, kesehatan, maupun kebahagiaan.

Ikhlas dalam melakukan sesuatu dengan tulus karena mengharap ridho Allah semata, tanpa ada harapan balasan dari manusia.

Semakin ikhlas dalam berbuat kebaikan, maka Allah semakin memudahkan rezekinya.

Terimakasih Ibu, dengan semua perbuatan yang sudah dilakukan. Semoga kebaikan itu akan terus mengalir mendapatkan ridho dari Allah Azza Wa Jalla. Aamiin.(*)